Negara
Perancis, khususnya Kota Paris, di akhir abad 19 hingga beberapa dekade
awal abad 20, telah menjadi pusat perkembangan poster modern. Penulis
Perancis Guillaume Apollinaire menggambarkan hubungan berbagai
jenis publikasi modern dan kehidupan Kota Paris pada masa itu: "Katalog,
poster, dan berbagai pamflet iklan... . Percayalah pada saya, semua ini
adalah puisi zaman (modern) kita". Seni dan semiman poster benar-benar
mendapat peran penting dalam dinamika kehidupan kota di masa itu.
Awalnya, ini dipicu oleh perkembangan teknik cetak warna litografi yang sudah berkembang sejak abad 18. Seniman cetak grafis Jules Cheret, misalnya, dengan litografi multiwarnanya telah membangkitkan girah seniman sezamannya untuk menjelajahi kemungkinan baru dalam seni poster. Pamflet dan poster sebelum inovasi Cheret kebanyakan hanya berukuran kecil dan dipenuhi teks. Cheret mengubah semua itu: poster menjadi sangat pictorial, didominasi gambar dan teks jadi menciut porsinya. Tapi, tentu saja ada gerak sosio-ekonomi, faktor yang lebih mendasar, yang ikut mendorong perkembangan seni poster ini.
Sejak akhir abad ke-19, industrialisasi memicu produksi barang-barang konsumsi, tempat berpijak jasa periklanan modern. Kehidupan kota, yang tumbuh jadi pusat kesibukan modernisasi, dipenuhi acara hiburan bagi kelas menengah baru, menyediakan pentas luas juga bagi seni(man) poster. Melalui karya-karya Henri de Toulouse-Lautrec, seni poster ikut mengisi dan memperkaya khazanah perkembangan seni rupa modern Barat sampai paruh awal abad ke-20. Poster karya Henri de Toulouse-Lautrec banyak digunakan untuk panggung hiburan Moulin Rougê' (1898) dengan mengikuti "style" sosok gemulai artis Jane Avril, dengan warna cerah dalam bidang-bidang lebar telah dianggap sebagai inovasi karya seni poster: masuknya cita rasa artistik seni rupa modern ke dalam bidang komunikasi massa dan niaga.
Awalnya, ini dipicu oleh perkembangan teknik cetak warna litografi yang sudah berkembang sejak abad 18. Seniman cetak grafis Jules Cheret, misalnya, dengan litografi multiwarnanya telah membangkitkan girah seniman sezamannya untuk menjelajahi kemungkinan baru dalam seni poster. Pamflet dan poster sebelum inovasi Cheret kebanyakan hanya berukuran kecil dan dipenuhi teks. Cheret mengubah semua itu: poster menjadi sangat pictorial, didominasi gambar dan teks jadi menciut porsinya. Tapi, tentu saja ada gerak sosio-ekonomi, faktor yang lebih mendasar, yang ikut mendorong perkembangan seni poster ini.
Sejak akhir abad ke-19, industrialisasi memicu produksi barang-barang konsumsi, tempat berpijak jasa periklanan modern. Kehidupan kota, yang tumbuh jadi pusat kesibukan modernisasi, dipenuhi acara hiburan bagi kelas menengah baru, menyediakan pentas luas juga bagi seni(man) poster. Melalui karya-karya Henri de Toulouse-Lautrec, seni poster ikut mengisi dan memperkaya khazanah perkembangan seni rupa modern Barat sampai paruh awal abad ke-20. Poster karya Henri de Toulouse-Lautrec banyak digunakan untuk panggung hiburan Moulin Rougê' (1898) dengan mengikuti "style" sosok gemulai artis Jane Avril, dengan warna cerah dalam bidang-bidang lebar telah dianggap sebagai inovasi karya seni poster: masuknya cita rasa artistik seni rupa modern ke dalam bidang komunikasi massa dan niaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar